TUNAS HARAPAN

Pagi ini sinarnya menelusup ke relung-relung jasad nabati,

bayangannya jelas hitam tanpa pola jatuh ke tanah.

Pagi ini aku duduk pada sebuah ruang sambil memandangnya,

jauh ku pandang hingga tiada tersadar.

Berjajar, berderet mata tertunduk ke bawah,

sesekali ia melongokkan matanya kedepan melihatku, tajam tatapnya,

ketika beradu tertunduk dengan rasa malu.

Pagi ini ini tunas-tunas ini meretas harapan,

hari esok cerah semoga,

Pagi ini ia cermati nomor demi nomor pada secarik kertas,

hati-hati dituliskannya pada halaman kosong,

hiasan seperti gambar yang dibayangkannya dipikiran

jujur dan bersahaja.

Mentari beranjak naik sejengkal, menerobos hingga di kulit ari,

merambat hanggat mengalir terbawa aliran darah.

Ssssssst, dari pojok terdengar lirih,

memanggil sahabat diujung sana,

jari-jari tangan bermain membentuk irama isyarat,

terhenti ketika kutatapnya tajam,

terhenyak, ada penyesalan terlihat.

Hai, tunas-tunas negeri,

bangsa ini hanya butuh kejujuran dan kejernihan hati,

bangsa ini tidak butuh pencuri dan pengecut

Gombong, 201010

Post a comment or leave a trackback: Trackback URL.

Tinggalkan komentar