Monthly Archives: Desember 2009

PROSES PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN SISTEM KELAS BERGERAK

01092009(002)

Setiap manusia mempunyai hak asasi untuk memperoleh pendidikan. Sebagaimana pengertian pendidikan itu sendiri yang merupakan sebuah proses menuju pendewasaan. Sehingga tentu saja pendidikan itu harus dicari mulai saat manusia itu lahir hingga dia menghembuskan nafas terakhirnya. Kesadaran inilah yang hendak ditularkan pada peserta didik bahwa pendidikan itu wajib dicari, sehingga dengan demikian pribadi yang diharapkan adalah manusia-manusia yang haus akan pengetahuan. Pendidikan adalah candu.

Pendidikan yang ada di negeri ini mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah yang telah memasukkan anggaran untuk pendidikan sebesar 20 persen dari APBN. Harapan masyarakat banyak tentu ingin menjadikan dunia pendidikan menjadi kawah candradimuka bagi tunas-tunas bangsa ini agar menjadi manusia yang berkualitas serta mampu melanjutkan tongkat estafet perjuangan pendahulunya seperti yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945. Keadaan yang demikian harus menjadi perhatian bagi seluruh pelaku pendidikan yang ada di Indonesia untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan.

Pada sisi pendidik peningkatan kualitas didorong dengan sertifikasi yang diharapkan mampu mendongkrak kompetensi tenaga pendidik sesuai dengan bidangnya sehingga mampu menanggapi perkembangan jaman dikaitkan dengan mata pelajaran yang diampunya. Penghargaan bagi pahlawan tanpa tanda jasa ini sekarang telah dihargai jasanya dengan adanya tunjangan profesi. Sewajarnyalah manakala masyarakat menaruh harapan yang besar pada kaum pendidik ini untuk menciptakan manusia-manusia Indonesia yang berkualitas, cerdas dan tentu saja bermoral.

Fasilitas sebagai salah satu unsur yang dibutuhkan untuk berjalannya proses, sedikit demi sedikit mulai dibenahi. Masyarakat sebagai user harus menjadi agen pengawas sehingga kebocoran dana yang diperuntukkan untuk meningkatkan kualitas sarana prasarana pendidikan tidak bocor. Demikian halnya pendidik yang mengelola pendidikan seharusnya mempunyai moral untuk memajukan pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya. Harmonis jikalau pengelola pendidikan mempunyai rasa tanggung jawab dan masyarakat mengiringinya dengan sebuah kontrol, dengan ini semua hak manusia Indonesia untuk mendapatkan pendidikan dapat terwujud.

Sebagian besar pembelajaran yang ada di Indonesia ini masih menggunakan cara yang konvensional yang telah bertahun-tahun dilakukan. Pembelajaran yang diharapkan mampu menghadapi tantangan global adalah sistem pembelajaran dengan kelas bergerak. Pola pembelajaran seperti ini belum banyak yang menerapkan. Hal baru yang diharapkan mampu menjadi penyegaran dalam kegiatan pembelajaran.

Berbeda dengan pembelajaran konvensional, sistem kelas bergerak mendorong terciptanya laboratorium mapel pada sekolah sehingga peserta didik lebih dalam mengexplor pengetahuan yang sedang dipelajarinya lebih dalam. Pada sisi lain pendidik didorong mempunyai kreatifitas untuk menyajikan proses pembelajaran lebih PAKEM. Hal ini dibutuhkan untuk mengkolaborasi sofware yang berupa materi ajar dan hardware yaitu semua fasilitas yang mendukung proses pembelajaran serta mampu meramu kedua hal itu menjadi sebuah kolaborasi pembelajaran yang menyenangkan.

Pergerakan rombel antar ruang mapel pada satu sisi mampu menyegarkan peserta didik serta pergantian suasana pada setiap ruangan mapel mampu mendorong penyegaran kembali anak sehingga dapat menekan kejenuhan yang terjadi. Dampak buruk yang ditimbulkan dari sisi adalah adanya peserta didik yang mungkin dapat menguap saat perpindahan antar ruang ini.

Guru yang mempunyai ruangan sendidri mempunyai otoritas untuk melakukan pengelolaan terhadap sarana dan prasarana pembelajaran serta menentukan model pembelajaran yang dilakukan sehingga ketuntasan anak mampu diraih. Lebih menarik lagi ketika model ini dikombinasikan dengan pola pengajaran team teaching (colaborrative learning). Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh lebih dari satu guru tentu akan mengahasilkan hasil yang maksimal pada peserta didik pada penyerapan materi, bukankah dengan cara gotong royong seperti ini pekerjaan menjadi ringan. Pada peserta didik diuntungkan dengan sistem ini karena mereka mendapat sumber belajar yang lebih sehingga mereka mampu memperdalam pemahamannya tentang suatu hal.